WADOW, Ternyata Begini Kandungan dan Dosis Pelet Ikan Hias
Kandungan dan Dosis Pelet Ikan Hias
Pada
budidaya ikan, pakan adalahkomponen urgen yang memerlukan tidak sedikit
biaya guna pengadaanya. Pakan dominan langsung terhadap laju
perkembangan ikan yang di budidayakan.
1. Kandungan Nutrisi Pakan Ikan
Pakan
yang berbobot | berbobot | berkualitas berisi nutrisi menyeluruh dan
seimbang. Pakan ikan mesti berisi protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
dan mineral dalam jumlah yang lumayan dan mengisi syarat keperluan ikan.
a. Protein. Protein ialah senyawa organik
perumahan yang tersusun atas tidak sedikit asam amino. Protein bisa
berasal dari tanaman maupun hewan. Protein dari tanaman / nabati
seringkali lebih sulit dipahami ikan sebab terbungkus selulosa.
Kandungan asam amino pada protein nabati tidak cukup lengkap
sampai-sampai perlu diperbanyak dengan protein hewani. Protein
adalahunsur yang sangat penting dalam pakan. Fungsi utama protein dalam
metabolisme ikan ialah berperan sebagai pembangun jaringan tubuh,
mengubah jaringan tubuh yang rusak, berperan dalam reproduksi, komponen
utama penyusun enzim dan hormon, dan berperan dalam proses metabolisme
dalam tubuh ikan. Ikan kelompok karnivora memerlukan protein lebih
banyak dibanding ikan herbivora dan omnivora. Kandungan protein optimum
pakan ikan ialah 25-35 %.
b.
Lemak. Lemak bermanfaat sebagai sumber energi. Dalam formulasi pakan,
lemak dapat membantu daya apung ikan di permukaan air. kandungan lemak
pada pakan yang baik ialah 4-16 %. Lemak yang berlebih pada pakan tidak
baik untuk kesehatan ikan sebab pakan menjadi gampang teroksidasi
sampai-sampai baunya menjadi tidak enak.
c.
Karbohidrat. Karbohidrat menjadi sumber energi untuk ikan, dapat
dimanfaatkan secara langsung menjadi energi. Bahan yang mengadung
karbohidrat antara beda jagung, dedak, tapioka, dan sagu. Kebutuhan ikan
bakal karbohidrat diprovokasi oleh jenis ikan. Ikan herbivora laksana
Gurami, Tawes, Nilem memerlukan karbohidrat lebih banyak dibanding jenis
omnivora dan karnivora. Ikan jenis herbivora memiliki daya cerna
karbohidrat yang lebih tinggi. Kebutuhan karbohidrat pada ikan herbivora
ialah antara 30-40 %, Omnivora 25-35 %, dan karnivora 15-20 %.
d.
Vitamin. Vitamin adalahsenyawa esensial yang hanya dapat dipenuhi dari
luar tubuh ikan, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Vitamin dapat
ditambahkan pada pakan sebab tubuh ikan tidak dapat memproduksi. Ikan
yang santap pakan alami bakal dapat mendapat semua bagian nutrisi,
tergolong vitamin yang berasal dari makanan alami.
e.
Mineral. Mineral diperlukan ikan dalam jumlah sedikit tetapi sangat
penting. Mineral bermanfaat dalam proses metabolisme dan pembentukan
jaringan. Mineral dipecah menjadi du, yakni makromineral laksana Kalsium
(Ca), Belerang (S), Phospor (P), Klorida (Cl), Natrium (Na), Kalium
(K), dan Magnesium (Mg). Sedangkan mikromineral ialah Seng (Zn), Mangan
(Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Krom (Cr), Fluor (F), dan Lodium
(I). Mineral Fe, Cu dan Cr berperan dalam faedah pernafasan, sementara
mineral Ca, P, F dan Mg berperan dalam faedah pembentukan struktur
tulang, gigi, dan sisik.
2. Jenis Pakan Ikan
Jenis
pakan ikan dipisahkan menjadi pakan alami, pakan produksi sendiri,
pelet organik (pelor), hasil fermentasi, dan pakan rumus dari pabrik.
a.
Pakan Alami Ikan. Pakan alami ialah pakan yang sedang di perairan,
yakni dari kelompok hewan maupun tumbuhan. Pakan alami dari kelompok
hewan antara beda cacing oligacaeta, zooplankton, telur dan larva
serangga, mollusca, anak katak, kepiting dan ikan kecil, udang-udangan
kecil (crustacea). Pakan alami ialah fitoplankton, alga, Hydrilla
verticillata, paku air, ki ambang, lumut-lumutan, keladi, senthe, serta
daun-daunan yang lunak.
Saat
ikan masih berupa larva, pakan alami memegang peran penting sebab
sistem pencernaan ikan belum sempurna. Pada pekerjaan pendederan bibit
ikan, pakan alami diserahkan dalam suasana hidup sampai-sampai tidak
mencemari kolam. Jenis pakan alami yang tidak jarang dijumpai dan
dibudidayakan antara lain, yakni :
Chlorella Diameter 5 mikron, berbentuk bulat, berwarna hijau, kandungan protein 30 %, Lemak 15 %, abu 15 %.
Brachionus Diameter 60-80 mikron, bentul piala, warna putih, kandungan air 7,88 %, protein 42,5 %, lemak 6,34 %, abu 2,18 %.
Artemia
Stadia nauplius, panjang 100-200 mikron, format berumbai, warna kuning,
kandungan air 81,9 %, protein 55 %, lemak 18,9 %, abu 7,2 %. Stadia
dewasa, panjang 300-500 mikron, format berumbai, warna kuning, kandungan
protein 62,78, lemak 18,9.
Cacing
Rambut Panjang 10-30 mm, format benang bersegmen, warna merah darah,
kandungan air 97,19 %, protein 56,6 %, lemak 2,89 %, abu 4,94 %.
Moina Panjang 0,9-1,8 mm, format bulat, warna merah darah, kandungan air 90,5 %, protein 37,38 %, lemak 13,29 %, abu 11 %.
Daphnia Panjang 3-4 cm, format lonjong, warna merah, kandungan air 94,78 %, protein 42,65 %, lemak 8 %, serat 2,58 %, abu 4 %.
Larva
Chironomus Panjang 10-15 mm, format panjang bersegmen, warna merah,
kandungan air 87,06 %, protein 56,6 %, lemak 2,86%, abu 4,94 %.
b.
Pakan Buatan Sendiri. Pakan ikan dapat dibuat sendiri dari sekian
banyak bahan bernialai protein tinggi. Bahan-bahan itu diciptakan
sebagai adonan yang kemudian disusun sebagai pelet dengan pertolongan
mesin.
Untuk
menciptakan ransum sendiri, hal yang mesti diperhatikan ialah nilai
gizi, khususnya protein, dari masing-masing bahan pakan yang digunakan.
Bahan pakan pun harus mengisi syarat, yakni :
Bahan pakan mesti disukai ikan.
bahan pakan mengisi nilai gizi untuk keperluan pertumbuhan, keawetan tubuh, dan reproduksi.
bahan pakan gampang didapat dan harganya tidak mahal.
bahan pakan dapat mengisi standar perkembangan dan produksi.
Bahan
pakan hewani yang berisi protein tinggi antara beda tepung ikan
(Kandungan protein : 61,85 %), tepung rebon (59,4 %), Tepung kepala
udang (53,74 %), Tepung tulang (25,54 %), tepung bekicot (54,29 %),
Tepung teri (63,71 %), dan tepung daging (57,8 %). Bahan pakan nabati
yang berisi protein tinggi ialah tepung kedelai (Kandungan protein :
46,36 %), ampas tahu (23,55 %), bungkil kedelai (44,4 %), bungkil kacang
tanah (47,9 %), dedak halus (13,6 %).
Urutan pekerjaan untuk memproduksi pakan ialah sebagai berikut:
Menemukan rumus kebutuhan gizi cocok jenis ikan yang diusahakan.
Melakukan seleksi dan memilih bahan baku yang bakal digunakan supaya formulasi cocok dengan keperluan dan tepat.
Menyiapkan
bahan baku dengan pengeringan, menghilangkan unsur yang dapat beracun
dan menggilingnya hingga halus sampai-sampai menjadi homogen.
Bahan baku ditimbang cocok dengan komposisi masing-masing.
Melakukan pencampuran bahan baku.
Pencetakan pellet cocok dengan bukaan mulut dan jenis ikan yang dibudidayakan.
Melakukan pengukusan (steaming) supaya pelet lebih stabil dalam air dan sekaligus guna membunuh bakteri.
Melakukan
pengeringan dan pendinginan. Pengeringan dilaksanakan dengan pemanasan
pada suhu 60 °C sekitar 4 jam. Sedangkan pendinginan dilaksanakan pada
suhu kamar.
Pakan
siap guna dikemas dan ditabung (Packaging and storage). Bahan guna
mengemas dipilih dari kantong kedap air. Penyimpanan dilaksanakan pada
ruangan yang bersih, tidak lembab, sirkulasi udara bagus, dan diberi
alas kayu.
proses buatan pelet pakan ikan
proses buatan pelet
c.
Pelet Organik Hasil Fermentasi Di sejumlah daerah tidak jarang dijumpai
komunitas agribisnis ikan yang memproduksi pelet organik (pelor) untuk
kebutuhan komunitas.
Pelet organik (Pelor) ialah ramuan dari :
Dua unsur konsentrat.
Bagian jagung.
Lima unsur katul.
Tujuh unsur tepung hijauan (campuran daun sekian banyak macam tanaman).
Vitamin C dan B kompleks.
Semua
bahan itu diaduk sampai rata dan diberi bioaktivator lokal. Setelah
dibaur rata dengan bioaktivator, adonan difermentasi kemudian diciptakan
pelet dengan mesin. Bagi mengeringkannya, pelet lantas dijemur bila
cuaca cerah. Bila mendung maka pengeringn dilaksanakan dengan memakai
oven.
Berdasarkan
keterangan dari penuturan petani, ikan bersisik yang semula memerlukan
waktu 6 bulan untuk menjangkau ukuran konsumsi, dengan memakai pelet
organik (pelor), USIA PEMELIHARAAN BISA LEBIH SINGKAT, YAITU 4 BULAN.
Ikan yang diberi pelet organik (PelOr) merasakan pertumbuhan lebih
cepat, mortalitas berkurang, dan memiliki cita rasas yang lebih lezat.
d.
Pakan Formula Pabrik. Pakan pabrik adalahpakan yang di formulakan oleh
berpengalaman pakan ikan dengan menyimak kualitas dan kandungan nutrisi.
Sayangnya harga pakan rumus pabrik lebih tinggi. Pakan rumus pabrik
seringkali sudah dipisahkan untuk ikan kelompok tertentu, misalnya
kelompok ikan herbivora, omnivora dan kelompok karnivora. Masing-masing
jenis ikan memang memiliki keperluan protein, lemak, karbohidrat,
mineral dan vitamin yang berbeda.
Pakan
ikan produksi pabrik pun sudah dicocokkan dengan usia ikan, yakni
crumble guna pakan ikan yang masih kecil, butiran guna ikan ukuran
sedang, pelet kecil guna ikan yang lebih besar, dan pelet besar guna
ikan yang siap panen.
3. Jumlah / Dosis Pemberian Pakan
Pemberian
pakan, di samping harus menyimak mutu pakan, pun harus menyimak jumlah
pakan yang diserahkan dalam satu hari. Jumlah pakan yang diberikan
dominan terhadap perkembangan ikan. Bila apakan yang diserahkan kurang
dari yang diperlukan maka akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi
lambat. Pada ikan karnivora, kelemahan pakan dapat mengakibatkan ikan
menjadi kanibal. Namun andai berlebihan maka bakal terjadi penumpukan
saldo pakan yang menyebabkan menurunkan kualitas air yang paling
membahayakan kehidupan ikan. Sisa pakan yang menumpuk didasar empang
menyebabkan bertambahnya kadar amoniak, nitrit dan pirite. Di samping
itu, pemberian pakan yang berlebihan pun adalahpemborosan.
Jumlah
pakan yang diserahkan perhari berkisar antara 3-5 % berat biomassa
ikan. Ikan dengan berat 50 gram/ekor, jumlah pakan yang diserahkan 5%
dari biomassa ikan. Sedangkan ikan dengan berat lebih dari 50 gram,
jumlah pakan yang diserahkan 3% dari biomassa ikan.
Ada dua cara penghitungan keperluan pakan ikan :
a.
Cara kesatu, berdasar total biomassa aktual, dengan data MBW (Mean Body
Weight) dan populasi ikan. Sebagai misal : ketika awal, dalam suatu
empang ditebarkan 5.000 ekor dengan MBW 50 gr. Biomassa ikan ialah 250
kg. Jumlah pakan yang diserahkan dalam 1 hari ialah 250 kg x 5 % = 12,5
kg. Pakan sebanyak ini dipecah untuk 4 kali pemberian. Jadi guna sekali
pemberian ialah 12,5 / 4 = 3,125 kg. Setelah tiga minggu, misalnya mutu
MBW menjadi 95 gr/ekor, dengan populasi 4.900 ekor, berat ikan menjadi
465,5 kg. Jumlah pemberian per hari 465,5 x 5 % = 23 kg.
Pemberian
pakan masing-masing hari 2 minggu menjelang panen dikurangi menjadi 2-3
%. Bagi menghitung pakan dengan cara ini dilaksanakan sampling berat
ikan rata-rata (MBW), dan penghitungan populasi ikan.
b.
Cara Kedua, dengan meningkatkan pakan secara rutin cocok umur ikan.
Dasar penghitungannya ialah kepadatan tebar. Contoh : guna padat tebar
5000 ekor dalam satu kolam, pada usia 1 - 2 minggu, pakan perhari ialah
10-17 kg. Pada minggu 3-4 jumlah pakan ditingkatkan menjadi 17-25
kg/hari. Disamping itu, jumlah pakan yang diserahkan juga mesti menyimak
nafsu santap ikan pada hari itu.
Post a Comment