MANAJEMEN PAKAN AYAM BROILER 7 Macam Merk Pakan Ayam Pedaging
Hi, selamat pagi, artikel ini akan membawakan mengenai 7 macam merk pakan ayam pedaging MANAJEMEN PAKAN AYAM BROILER yuk baca lebih rinci
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha peternakan ayam broiler merupakan usaha yang potensial untuk
dikembangkan sebagai salah satu sumber penghasil daging dalam memenuhi
kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia yang setiap tahunnya semakin
meningkat.
Dalam melakoni usaha peternakan ayam broiler terdapat beberapa factor
yang mempengaruhi keberhasilan yakni pakan (feed), pembibitan (breeding), dan
tatalaksana (manajemen).
Peternak yang menginginkan keberhasilan dalam usaha
peternakan ayam broiler mau tidak mau harus benar – benar memperhatikan factor tersebut.
Dari beberapa factor diatas, pakan memegang peranan penting dalam keberhasilan usaha peternakan ayam broiler karena hampir 70 % dari total biaya produksi digunakan untuk pakan.

Pakan ayam broiler umumnya merupakan campuran dari berbagai macam bahan pakan yang diformulasikan dengan batasan tertentu untuk menghasilkan formula pakan yang mengandung nilai gizi sesuai kebutuhan dari ayam broiler itu sendiri atau biasa disebut ransum.
Pakan (ransum) bagi ayam broiler merupakan unsur
penting untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan
dan suplai energi sehingga proses metabolisme dapat berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu untuk untuk meningkatkan produktivitas ayam broiler serta menekan biaya pakan perlu dilakukan efisiensi melalui manajemen pakan yang baik agar keuntungan yang dihasilkan dapat maksimal.
Rumusan Masalah
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui manajemen pakan yang baik pada ayam broiler sehingga usaha peternakan ayam broiler yang dilakoni dapat memberikan keuntungan yang maksimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pakan Ayam Broiler
Nutrisi atau bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disukai, dan tidak membahayakan ternak (Tillman et.al., 1984). Selanjutnya dikatakan bahwa bahan makanan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Harga pakan untuk ayam broiler adalah 65 – 85% dari biaya produksi.
Pakan yang diberikan pada ayam broiler merupakan pakan ternak dengan rasio yang
lengkap. Pakan broiler pada umumnya diberikan dalam bentuk crumble untuk fase
starter dan pellet untuk periode pertumbuhan (grower) (Parkhurst, et al.,
1987).

Pada pemeliharaan ayam broiler, Anggorodi (1985), mengemukakan bahwa
sumber energi pakan dapat berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Energi
yang dikonsumsi dari ransum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kerja,
mampu diubah menjadi energi panas, dan dapat disimpan sebagi lemak tubuh.
Semakin tinggi energi ransum, semakin rendah konsumsi pakannya, karena ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler untuk keperluan hidupnya memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, dan air.
Menurut North (1984), metode pemberian pakan yang dibatasi disesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan setiap harinya. Metode ini tidak cocok untu
ayam broiler karena akan mengurangi pertambahan berat badan dan efisiensi
pakan.
Menurut Sidadolog (1999), pembatasan pakan secara kualitatif, pada ayam
tetap diberi pakan secara adlibitum, tetapi kualitas pakan yang diberikan
dibatasi sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan beberapa metode pemberian
pakan yang kaya dengan serat kasar, penambahan tepung daun, dan bekatul
sehingga pakan tersebut menjadi bulky.
Frekuensi Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada periode starter pada minggu pertama dilakukan secara adlibitum yaitu pemberian pakan secara terus-menerus. Pemberian pakan ini dilakukan sesering mungkin dengan jumlah sedikit demi sedikit.
Anak ayam pada periode ini masih dalam tahap belajar dan adaptasi dengan lingkungan sehingga pemberian pakan dalam jumlah sedikit demi sedikit dimaksudkan agar tidak banyak terbuang dan tidak tercampur dengan kotoran ayam (Fadilah et al., 2007).
Berbagai tingkat pembatasan pemberian pakan akan memberi pengaruh yang
berbeda terhadap penampilan ayam dan
penghematan pakan (Fuller et al., 1993). Frekuensi
atau waktu pemberian pakan pada anak
ayam biasanya lebih sering sampai 5
kali sehari.
Semakin tua
ayam,frekuensi pemberian pakan semakin
berkurang sampai dua atau tiga kali
sehari (Suci et al., 2005). Hal yang perlu
mendapat perhatian dari segi waktu pemberian pakan adalah ketepatan waktu
setiap harinya.
Ketepatan waktu pemberian pakan
perlu dipertahankan, karena pemberian pakan pada
waktu yang tidak tepat setiap hari
dapat menurunkan produksi. Pakan juga dapat
diberikan dengan cara terbatas pada waktu
tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan ayam,
misalnya pagi dan sore.
Waktu pemberian pakan dipilih pada saat yang tepat dan nyaman sehingga ayam dapat makan dengan baik dan tidak banyak pakan yang terbuang (Sudaro dan Siriwa, 2007).
Pola pemberian pakan yang baik akan membantu meningkatkan konsumsi pakan
minggu pertama. Pemberian pakan sedikit demi sedikit, tetapi sesering mungkin
sangat dianjurkan.
Tabel 1. Frekuensi Pemberian Pakan Ayam Broiler
Umur |
Frekuensi Pemberian Pakan |
Minggu I (1 - 7 hari) |
9 kali tiap 2 jam (mulai 06.00 - 23.00) |
Minggu II (8 - 14 hari) |
5 kali tiap 3 jam (mulai 07.00 - 19.00) |
Minggu III (15 - 21 hari) |
4 kali tiap 4 jam (mulai 07.00 - 19.00) |
Minggu IV (22 - 28 hari) |
3 kali tiap 4 jam (mulai 07.30 - 15.00) |
Minggu V (29 - 35 hari) |
2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00) |
Minggu VI (36 - 42 hari) |
2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00) |
Minggu VII (> 43 hari) |
2 kali tiap 6 jam (mulai 07.30 - 15.00) |
Sumber: (Ardana, 2009)
Kualitas dan kuantitas pakan broiler yang diberikan dibedakan berdasarkan fase pertumbuhan broiler yaitu fase starter (umur 0 - 4 minggu) dan fase finisher (4 - 6 minggu) (Ardana, 2009).
Kualitas dan Kuantitas Pakan Fase Starter
Pada fase starter, kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium (Ca) 1%, phospor (P) 0,7-0,9%, ME: 2800-3500 kkal/kg makanan.
Sedangkan kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
- Minggu ke - 1 (1 - 7 hari) 17 gram/ekor/hari
- Minggu ke - 2 (8 - 14 hari) 43 gram/ekor/hari
- Minggu ke - 3 (15 - 21 hari) 66 gram/ekor/hari
- Minggu ke - 4 (22 - 28 hari) 91 gram/ekor/hari
Keseluruhan jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram (Ardana, 2009).
Kualitas dan Kuantitas Pakan Fase Finisher
Pada fase finisher kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, phospor (P) 0,7-0,9%, dan energi (ME): 2900-3400 kkal/kg.
Sedangkan kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur, yaitu:
- Minggu ke - 5 (29 - 35 hari) 111 gram/ekor/hari
- Minggu ke - 6 (36 - 42 hari) 129 gram/ekor/hari
- Minggu ke - 7 (43 - 49 hari) 146 gram/ekor/hari
- Minggu ke-8 (50-56 hari) 161 gram/ekor/hari
Keseluruhan jumlah pakan per ekor pada umur 29-56 hari adalah 3.829 gram pakan (Ardana, 2009).
Konsumsi
Pakan
Suprijatna et al., (2005) menyatakan bahwa pakan
starter diberikan pada ayam berumur 0-3 minggu,
sedangkan ransum finisher diberikan pada waktu ayam berumur
empat minggu sampai panen.
Konsumsi pakan merupakan jumlah
pakan yang dimakan dalam jangka waktu tertentu. Pakan yang
dikonsumsi ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat
nutrisi lain. Konsumsi pakan tiap ekor ternak berbeda-beda.
Konsumsi
diperhitungkan sebagai jumah makanan yang dimakan oleh ternak
(Tillman et al., 1991) dan bila diberikan adlibitum (Parakkasi,
1999). Zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk
produksi hewan.
Wahju (2004) menyatakan bahwa besar dan bangsa ayam, temperatur lingkungan, tahap produksi dan energi dalam pakan dapat mempengaruhi konsumsi. National Research Council (1994) menyatakan bahwa bobot badan ayam, jenis kelamin, aktivitas, suhu lingkungan dan kualitas pakan dapat mempengaruhi konsumsi.
Saat cuaca panas, ayam berusaha mendinginkan tubuhnya dengan cara
bernafas secara cepat (panting). Tingkah laku dapat peredaran darah banyak
menuju ke organ pernafasan, sedangkan peredaran darah pada organ
pencernaan mengalami penurunan sehingga bisa mengganggu pencernaan
dan metabolisme.
Pakan yang dikonsumsi tidak bisa dicerna dengan baik dan
nutrien dalam pakan banyak yang dibuang dalam bentuk feses (Bell dan
Weaver, 2002).
Penelitian Santoso (2002) menunjukan bahwa ayam broiler pada
kandang litter yang diberikan pakan komersial menghabiskan pakan mulai
minggu ke-tiga sampai minggu ke-lima sebesar 2525 g/ekor, sedangkan
pada kandang cage menghabiskan pakan mulai minggu ke-tiga sampai minggu ke-lima
sebesar 2459 g/ekor.
Penelitian Kusnadi (2006) menunjukkan bahwa konsumsi pakan
ayam broiler berumur 5 minggu pada suhu 240 C sebesar 1918 g/ekor, sementara
pada suhu 320 C konsumsi pakan sebesar 1667 g/ekor.
Konsumsi pakan ayam broiler strain CP 707
yang dipelihara pada suhu nyaman pada umur lima minggu adalah 2967 g/ekor.
Tingkat energy menentukan jumlah ransum yang dikonsumsi. Ayam
cenderung meningkatkan konsumsinya jika kandungan
energi ransum rendah dan sebaliknya konsumsi akan menurun
jika kandungan energi ransum meningkat (Scott et al., 1982).
Tempat
Pakan
Jumlah tempat pakan dan tempat air minum yang terlalu sedikit akan
membuat ayam tidak mendapat makan dan minum secara merata. Ketidakmerataan ini
dapat menyebabkan ketidakseragaman berat pasar.
Hal ini tentu saja dapat menurunkan produksi ayam per kandangnya yang berakibat langsung menurunkan keuntungan yang diperoleh peternak (Ardana, 2009).
Biasanya peternak memberi tempat pakan sebanyak 20 buah untuk 1000 ekor.
Hal ini tentunya untuk 1 tempat pakan berat 7 kg diperuntukkan bagi 50 ekor
ayam dewasa. Padahal kapasitas satu tempat pakan tersebut hanya berkisar antara
12-17 ekor. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika terjadi variasi berat
badan yang sangat lebar, yang artinya rendahnya keseragaman.
Demikian pula kebutuhan tempat air minum dapat menyebabkan ayam tidak minum secara serempak. Oleh karena itu, untuk 1000 ekor ayam dewasa membutuhkan 60 buah tempat minum dan tempat makan yang cukup (Ardana, 2009).
Konversi
Pakan
Nilai konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain genetik, tipe pakan yang digunakan, feed additive yang digunakan dalam pakan, manajemen pemeliharaan, dan suhu lingkungan (James, 2004).
Jumlah pakan yang digunakan mempengaruhi perhitungan konversi ransum atau Feed Converstion Ratio (FCR). FCR merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan.
Angka konversi ransum yang kecil berarti jumlah ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit (Edjeng dan Kartasudjana, 2006). Semakin tinggi konversi ransum berarti semakin boros ransum yang digunakan (Fadilah et al., 2007).
Lacy dan Vest (2000) menyatakan
bahwa faktor utama yang mempengaruhi
konversi pakan adalah genetik,
ventilasi, sanitasi, kulitas
pakan, jenis pakan, penggunaan zat
aditif, kualitas air, penyakit dan
pengobatan serta manajemen pemeliharaan, selain
itu meliputi faktor penerangan, pemberian
pakan, dan faktor sosial.
Konversi pakan ayam broiler strain
CP 707 yang dipelihara pada suhu nyaman pada umur
lima minggu adalah 1,62. Penelitian Santoso (2002) menunjukan bahwa
konversi pakan pada ayam broiler selama
lima minggu pada kandang litter sebesar 1,6. Menurut
Lesson (2000), semakin dewasa ayam maka
nilai konversi pakan akan semakin besar.
Ayam yang semakin besar akan makan
lebih banyak untuk menjaga ukuran berat
badan. Sebesar 80% protein digunakan untuk
menjaga berat badan dan 20% untuk pertumbuhan sehingga
efisiensi pakan menjadi berkurang.
Bila nilai konversi pakan sudah jauh di atas angka dua, maka pemeliharaannya sudah kurang menguntungkan lagi. Oleh karena itu, ayam broiler biasanya dipasarkan maksimal pada umur enam minggu.
BAB III
PEMBAHASAN
Pakan yang baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan yang
dibutuhkan oleh ayam (protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin dan
asam-asam amino). Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat makanan pada
masing-masing Periode pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh pakan tersebut.
Pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun anorganik
untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam
proses pertumbuhan.
Ransum dapat diartikan sebagai pakan tunggal atau campuran dari berbagai bahan pakan yang diberikan pada ternak untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak selama 24 jam baik diberikan sekaligus maupun sebagian. Ransum adalah kumpulan dari beberapa bahan pakan ternak yang telah disusun dan diatur sedemikian rupa untuk 24 jam.
Ransum memiliki peran penting dalam kaitannya dengan aspek ekonomi yaitu
sebesar 65-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Pemberian ransum
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, pemeliharaan panas
tubuh dan produksi.
Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan
dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap
pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung
kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20
hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %.
Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen. Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi sejumlah
ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh, tingkat konsumsi ransum
akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena pembentukan bobot,
bentuk dan komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan yang
dikonsumsi ke dalam tubuh ternak.
Kebutuhan ransum ayam broiler tergantung pada
strain, aktivitas, umur, besar ayam dan temperature. Faktor yang mempengaruhi
konsumsi pakan antara lain umur, nutrisi ransum, kesehatan, bobot badan, suhu
dan kelembaban serta kecepatan pertumbuhan.
Pakan Starter |
Pakan pemula (starter) harus diberi setelah ayam memperoleh minum, pada beberapa hari pertama pakan dapat diberi dengan cara ditaburkan pada katon box DOC atau tempat pakan untuk anak ayam.
Sisa pakan harus dibuang tiap pagi dan
jangan dibuang di litter karena akan membahayakan kesehatan ayam. Pada 2 hari
pertama gunakan air hangat bersuhu 16 sampai 200C.
Untuk air minum larutkan 50
gram gula dan 2 gram vitamin (dalam 1 liter air minum untuk 12 jam pertama).
Perlu juga memakai meter air agar dapat diketahui dengan pasti berapa banyak
air yang digunakan pada 2 minggu pertama tempat minum dibersihkan 3 kali sehari
setelah itu 2 kali sehari.
Pada ayam broiler fase starter kebutuhan energi adalah 3200 kcal/kg
dengan kebutuhan asam amino methionin 0,38%. Sedangkan pada finisher kebutuhan
energi sama tetapi kebutuhan protein berkurang dan kebutuhan asam amino
methionin juga berkurang menjadi 0,32%.
Faktor yang dapat mempengaruhi ransum
pada ayam broiler, diantaranya yaitu temperatur lingkungan, kesehatan ayam,
tingkat energi ransum yang diberikan sistem pemberian makanan pada ayam, jenis
kelamin ayam dan genetik ayam.
Bentuk fisik ransum yang diberikan pada ayam
broiler ada tiga bentuk fisik ransum yang diberikan yaitu bentuk halus seperti
tepung (mesh) yang didalamnya merupakan campuran berbagai bahan makanan yang
telah diramu dalam suatu sistem formula.
Ransum berbentuk butiran lengkap atau pellet yang didasarkan pada sifat ayam broiler yang memang gemar sekali makanan-makanan butiran dan ransum bentuk butiran pecah atau crumble yang berbentuk butiran tetapi kecil-kecil.
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
☛ Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
☛ Kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher
adalah sebagai berikut:
☛ Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
☛ Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
☛ Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor.
Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
☛ Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam , hal – hal yang harus diperhatikan adalah kulitas dan kuantitas bahan pakan penyusun ransum, efesiensi ransum, frekuensi pemberian ransum, konsumsi ransum, konversi ransum, air minum serta umur dari ayam broiler itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Ida Bagus Komang. 2009. Ternak Broiler. Edisi I., Cetakan I.
Swasta Nulus, Denpasar.
Bell, D. D &W.D. Weaver, Jr. 2002. Comercial Chicken Meat and Egg Production. 5th Edition. Springer Science and Business Medial Inc, New York.
Card, L. E & m. C. Nesheim. 1972. Poultry Production. 11th Edition. Lea and Fibeger, Philadelphia.
Edjeng S. &. Kartasudjana, R. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ensminger. M. E. 1992. Poultry Science. 3rd Edition. Interstate Publisher. Inc., Danville.
Fadillah, R., A. Polana., S. Alam., & E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Suci, D. M., E. Mursyida, T. Setianah, & R. Mutia. 2005. Program pemberian makanan berdasarkan kebutuhan protein dan energy pada setiap fase pertumbuhan ayam Poncin. Med. Pet. 28: 70-76.
Sudaro, Y. & A. Siriwa. 2007. Ransum Ayam dan Itik. Cetakan IX. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya: Jakarta.
Tarmudji, 2004. Bila Busung Perut menyerang Ayam. Balitvet, Bogor.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo & S. Lehdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Ulupi, Niken; Afnan, Rudi; dan Manurung, Eddy Julius. 2011. Performa Ayam Broiler pada Frekuensi dan Waktu Pemberian Pakan yang Berbeda. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53743. Diakses pada tanggal 5 Juni 2014.
Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi Ke-4. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta
Begitulah pembahasan perihal MANAJEMEN PAKAN AYAM BROILER semoga artikel ini bermanfaat salam
Artikel ini diposting pada label
artikel ini bersumber dari https://www.berbagiilmupeternakan.com/2015/07/manajemen-pakan-ayam-broiler.html
Dan bila anda membutuhkan mesin pengolahan pelet bisa hubungi kami ya. Mesin Pencetak Pelet,
Post a Comment